Saya memulai tulisan ini dengan mengutip sebuah hadits, “Barangsiapa
yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia telah lalai(merugi), Barangsiapa
yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka ia terlaknat(binasa).” Kurang lebih
begitulah pesan Nabi dalam hadits beliau tentang pentingnya peningkatan perbuatan
baik yang kita lakukan. Pesan tersebut secara tidak langsung menyeru kepada kita
untuk berpikir futuristik serta konsisten dalam menjalankan kehidupan.
Kita sekarang masih berada dalam meriahnya suasana tahun
baru. Masih terngiang sisa-sisa suara petasan dan kembang api yang begitu
meriah tadi malam. Mungkin masih tersisa pula rasa kantuk begadang semalam
suntuk. Namun, pertanyaannya adalah, apa setelah itu? Apakah semua kemeriahan
itu hanya bersisa dan bermakna seremoni yang tak berisi? Tanpa ada resolusi dan
bayangan mau apa setelah ini. Saya harap tidak demikian, dan saya rasa
kawan-kawan pasti jauh memiliki bayangan ke depan.
Kita mulai ini semua dengan belajar, belajar, dan belajar!
Dalam konteks ini belajar bukan hanya disandarkan pada kegiatan akademik di
bangku-bangku kuliah maupun sekolah. Belajar di sini memiliki arti yang jauh
lebih luas dari sekedar itu. Kita perlu belajar, memulai belajar itu dengan
mengenal diri kita sendiri. Lalu kita merumuskan apa yang hendak menjadi tujuan
dan apa yang mau kita lakukan. Meskipun terkadang dihantui rasa takut untuk
bermimpi dan kegagalan menjalankannya, namun setidaknya kita pernah
membayangkannya bukan? Setelah mencoba mengenal diri kita sendiri lalu kita
mengenal lingkungan sekitar kita. Mendefiniskan siapa kita di mata mereka dan
apa yang bisa kita lakukan bagi mereka. Kemudian, mulailah! Lakukan apa yang
bisa kita lakukan sesuai dengan apa yang kita rumuskan. Jalankan sesuai tujuan,
meskipun di tengah jalan terkadang kita membutuhkan perhentian atau justru
berkelok mengikuti konstruksi jalan.
Hal-hal tertulis di atas memang masih terkesan sangat normatif.
Namun, di sinilah titik awalnya. Membangun kesadaran akan perlunya perubahan.
Dari diri sendiri, mengalahkan rasa takut yang terus bersemayam di dalam diri.
Merobek jaring pembatas yang selalu menghalangi mimpi-mimpi kita beranjak
pergi. Mari memulainya, sekecil apapun itu, seremeh apapun itu, yang jelas ada
perpindahan yang kita lakukan dari satu titik ke titik yang lain.
Upgrade Yourself! Tingkatkan dirimu hingga batas tertinggi,
melajulah hingga jarak terjauh. Walaupun nada-nada sarkas dan cibiran “normatif”
bisa saja datang dari siapa saja, namun tetaplah melangkah. Jika memang
perubahan yang kita lakukan itu diibaratkan sebuah perjalanan, anggap saja
nada-nada sarkas dan cibiran tersebut sebagai klakson yang mengingatkan kita
untuk tetap waspada di sepanjang perjalanan agar kita tetap awas dan terhindar
dari kecelakaan supaya kita tetap selamat sampai tujuan.
Salam sukses,
Ali Zainal Abidin
Tidak ada komentar
Posting Komentar