Selasa, 23 Juni 2015

Trilogi Agama Islam : Islam, Iman, dan Ihsan

       

       Agama Islam merupakan sebuah ajaran yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasulnya Nabi Muhammad SAW. Kerasulan Nabi Muhammad SAW dimulai sejak turunnya wahyu yang pertama (Al Alaq: 1-5) saat Rasulullah sedang menjalani tahannuts di Gua Hira. Setelah kerasulannya, Nabi Muhammad SAW membawa ajaran atau agama baru, yakni agama islam yang berarti keselamatan. Dalam tulisan ini kita tidak akan berpanjang lebar untuk membahas bagaimana asal-usul agama islam terlebih dahulu. Akan tetapi, yang kita perlu pelajari lebih dahulu ialah gagasan-gagasan mendasar atau pokok-pokok ajaran agama islam, yakni adanya konsep islam, iman, dan ihsan.

       Untuk memahami ketiga konsep tersebut, kita bisa terlebih dahulu memahami Hadits yang dikenal dengan istilah Hadits Jibril yang termaktub dalam hadits Riwayat Muslim :

         Suatu ketika malaikat Jibril dalam rupa seorang manusia datang kpd Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam & para shahabat utk mengajarkan tentang pokok-pokok ajaran agama, yaitu Islam, Iman & Ihsan. (Hadis Riwayat: Muslim).
 Dalam hadits lain:          Musaddad telah menceritakan kpd kami, ia berkata bahwa Isma’il ibn Ibrahim telah menceritakan kepada kami, Abu Hayyan al-Taimiy dari Abi Zur’ah telah menyampaikan kepada kami dari Abu Hurairah r.a berkata: Pada suatu hari ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang laki-laki dan bertanya, “apakah iman itu?”. Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Iman adalah percaya Allah Subhanahu wa ta’ala, para malaikat-Nya, dan pertemuannya dengan Allah, para Rasul-Nya dan percaya pada hari berbangkit dari kubur. ‘Lalu laki-laki itu bertanya lagi, “apakah Islam itu? Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Islam ialah menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya degan sesuatu apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat yang difardhukan dan berpuasa di bulan Ramadhan.” Lalu laki-laki itu bertanya lagi: “apakah Ihsan itu?” Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ihsan ialah bahwa engkau menyembah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, kalau engkau tidak mampu melihat-Nya, ketahuilah bahwa Allah melihatmu. “Lalu laki-laki itu bertanya lagi: “apakah hari kiamat itu? “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang bertanya, tetapi saya memberitahukan kepadamu beberapa syarat (tanda-tanda) akan tibanya hari kiamat, yaitu jika budak sahaya telah melahirkan majikannya,  jika penggembala onta dan ternak lainnya telah berlomba-lomba membangun gedung-gedung megah. Termasuk 5 perkara yg tdk dpt diketahui kecuali oleh Allah. Selanjutnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat: “Sesungguhnya Allah hanya pada sisi-Nya sajalah yg mengetahui hari kiamat… (ayat). Kemudian orang itu pergi. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat: “antarkanlah orang itu. Akan tetapi para sahabat tidak melihat sedikitpun bekas orang itu. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda: “Itu adalah Malaikat Jibril a.s. yang datang untuk mengajarkan agama kepada manusia.” (Hadis Riwayat: Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Turmudzi, Ibnu Majah & Ahmad bin Hambal).

       Dari hadits di atas, kita dapat memahami bahwasanya Islam memiliki 5 buah rukun, yakni bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Nabi Muhammad utusan Allah, melaksanakan salat, menunaikan zakat, berpuasa, dan melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu. Sementara iman, memiliki 6 rukun, yakni iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, Iman kepada para rasul, Iman kepada hari akhir, dan iman kepada ketentuan Allah baik qada dan qadar. Sementara itu, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas, Ihsan berarti menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jikalah tidak mampu melihatnya seakan-akan Ia melihat kita.

Lantas, apakah kaitan antara ketiga konsep tersebut?

       Dalam membahas ini secara sederhana kita perlu memahami bahwasanya dalam menjalankan agama islam, kita perlu mengimani terlebih dahulu. Kita perlu mengimani/mempercayai apa-apa yang sudah ditetapkan oleh Allah sebagaimana yang tertulis dalam hadits di atas. Kemudian, wujud dari iman tersebut ialah dengan kita beribadah kepada Allah sebagaimana yang terdapat dalam rukun Islam. Kemudian, dalam melaksanakan ibadah tersebut, kita memerlukan konsep ihsan yakni beribadah dengan seakan-akan Allah melihat kita atau jika tidak kita merasa bahwa Allah sedang melihat kita.

Wallahu A'lam Bis Showaab

Lakon Hidup

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© BUKAMATA
Maira Gall