Selasa, 08 Desember 2015

Kun Mustafidan Kulla Yaumin Ziyadatan!

   
       
     
        Ini adalah salah satu sisa-sisa kalimat dari pengembaraan dalam dunia pesantren. Ini adalah salah satu kalimat favorit saya yang hampir selalu terngiang-ngiang sebab banyak saya tulis dalam catatan-catatan penyemangat atau sekedar menjadi motto. Saya mengutip ini dari sebuah kitab klasik karya mushannif al a’lamah Syaikh Burhanudin Az Zanurji yang berjudul Ta’limul Muta’allim. Kitab ini berisikan bahasan mengenai akhlak dalam menuntut ilmu yang dikemas dalam pembahasan beserta ringkasan dalam bentuk nazhom/syair. Hampir di setiap pesantren-pesantren tradisional pasti mempelajari kitab yang satu ini. Dan oleh karenanya, kitab ini begitu fenomenal.

       Jika menilai kitab ini dengan sudut pandang ilmu pengetahuan yang punya syarat-syarat empiris, logis dan lain-lain, mungkin akan sulit. Ilmu yang diajarkan dalam kitab ini mungkin tidak menggunakan metode penelitian seperti kita gunakan saat ini. Kitab yang terdiri dari 13 pasal ini merupakan intisari pemikiran dari mushannif yang bersumber dari alquran dan hadits atau pemikiran-pemikiran para ulama terdahulu.

    Salah satu nazhom yang paling menarik bagi saya adalah anjuran untuk selalu menambah faidah/manfaat dalam setiap hari, “wa kun mustafidan kulla yaumin ziyadatan, minal ilmi wasbah fii buhuuril fawa’idi.” Kira-kira artinya demikian, “tambahlah faidahmu dalam setiap hari, dari segala ilmu yang selalu kau cari.”

      Melihat arti dan makna yang disampaikan, saya jatuh cinta pada kata-kata romantis ini. Bukan sekedar bicara tentang anggur dan rembulan, namun tentang membangun diri menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Artinya ada suatu peningkatan dari ke hari, se-sedikit apapun itu dan dalam bentuk apapun faidah yang ditambah dalam setiap harinya. Mungkin, sembarang saya berucap saya sebut dengan istilah progresif.

       Berbicara tentang faidah atau manfaat, saya kembali teringat dengan salah satu pepatah arab, “Al Ilmu bila amalin, kasyajari bila tsamarin.” Kira-kira artinya demikian, “Ilmu tanpa amal seperti pohon tak berbuah.” Oleh karenanya, semoga setiap ilmu yang kita miliki bisa menjadi manfaat baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain, khususnya yang berada di sekitar kita. “Allahumma anfa’na bimaa allamtana, wa allimna alladzi yanfa’una, wa zidna ilman naafian.”


Wallahu a’lam bis showab

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© BUKAMATA
Maira Gall