yang di setiap pagi dapat menyaksikan senyum merekah dari kedua bibirmu
Iri aku kepada gincu,
yang dapat mengecup rasa manisnya bibirmu
Iri aku kepada angin,
yang ketika berhembus dapat dengan halus mengelus wajahmu
Iri aku kepada sisir,
yang dapat dengan mesra membelai rambut indahmu
Iri aku kepada baju,
yang dapat selalu memelukmu di sepanjang waktu
Iri aku kepada kasur, selimut, bantal, dan guling
yang seakan menjadi pasukan yang selalu hadir di setiap malam dan menjagamu
Iri aku kepada sandal dan sepatu,
yang selalu menemani setiap arah dan langkahmu
Iri aku kepada jam tangan,
yang selalu kau tatap saat kau resah menunggu
Iri aku kepada air,
yang membuatku cemburu sebab dapat menjamah seluruh tubuhmu
Hanya iri, iri, dan iri yang kubisa
Dan kini kusadar aku belajar kepada mereka semua
Kepada kesederhanaan benda-benda dan zat yang kerap kupandang sebelah mata
Maka tiadalah ketinggian hati yang pantas membutakan jiwa
(Lakon Hidup)
Tidak ada komentar
Posting Komentar