Senin, 23 Desember 2013

Reformasi & Wajah Baru (Bukan Sebuah Awal)



     Ini bukanlah sebuah awal! Begitulah kata-kata yang saya rasa tepat untuk membuka artikel ini. Saya menamakan artikel ini sebagai "Reformasi & Wajah Baru(Bukan Sebuah Awal)" sebab benar adanya Bukamata telah eksis sebelum berganti wajah menjadi blog ini.

       Reformasi, kata ini mungkin cukup tepat untuk menggambarkan apa yang saya lakukan saat ini. Kembali pada tujuan awal dalam berkarya. Memaknai hidup untuk berkarya lebih mendalam. Mengamati setiap putaran jarum jam. Merasakan kehadiran tuhan yang selalu menyertai dalam hidup dengan limpahan karunianya. Menyaksikan fenomena yang benar nyata terjadi di sekitar kita. Menghadirkan rasa peduli dan membangkitkan semangat dalam jiwa. Semangat untuk mengubah keadaan untuk hari esok yang lebih baik. Semangat yang menggebu-gebu layaknya Reformasi 98, namun tidak kandas mengenaskan seperti saat ini karena terlalu jumawa digaungkan.
       Wajah Baru, kata ini pun cukup menggambarkan bagaimana perasaan saya akan setiap kenyataan. Setiap hari kita mendengar berita demoralisasi, kriminalitas merajalela, kian hari kian terpuruk dan terpojok sebab media membesar-besarkan berita yang memang menjadi fakta. Seakan-akan jenuh akan bisingnya suara-suara tanda kehidupan yang semakin menua. Wajah pun terlihat kusam sebab dahi yang selalu mengernyit sinis akan pernyataan-pernyataan generasi frustasi yang tak tau diri dan tak peduli akan nasib bangsanya sendiri. Wajah yang kusam itu pun semakin menua, maka kita butuh wajah baru agar tak lagi terlihat kusam dan tua. Sebab dunia ini membutuhkan generasi muda dan wajah-wajah baru untuk memimpinnya.

       Berkarya bukan untuk mencari penghargaan, ketenaran, dan kekayaan. Namun berkarya harus dimaknai lebih dari itu. Berkarya dapat dimaknai sebagai sebuah upaya pemenuhan hasrat untuk melakukan perubahan yang telah bergejolak dalam jiwa. Mengambil setiap hikmah dan berbagi kepada setiap penikmatnya serta mengajak mereka untuk mengerti bahwasanya realita membawa kita keluar dari lamunan kaum utopis yang takkan pernah ada habisnya. Semoga ini dapat menjadi sebuah batu loncatan untuk hal-hal yang lebih baik ke depan.

Buka mata lihat yang nyata
Buka hati lihat yang inti



Tidak ada komentar

Posting Komentar

© 2025 BUKAMATA
Maira Gall