Jumat, 25 September 2015

Semester Baru, Semangat Baru!


Alhamdulillah, itulah kata pertama yang sepatutnya saya ucapkan sebab sekarang saya dapat kembali menulis dan bercerita tentang apa yang telah terjadi selama beberapa minggu, bahkan beberapa bulan terakhir. Mungkin saya memang jarang curhat dalam tulisan-tulisan saya, tetapi entah kenapa kali ini saya ingin. Bukan ingin dunia tau, namun sekedar berbagi semangat, motivasi, dan inspirasi.
Sekarang status saya adalah sebagai seorang mahasiswa semester 3 FISIP UI jurusan Administrasi Niaga. Saya sangat bersyukur dapat melalui semester 2 ini dengan pendaratan yang cukup mulus meskipun dalam perjalanannya tak terlepas dari guncangan-guncangan yang cukup menegangkan. Ah, rasa-rasanya baru kemarin saya berseragam putih abu. Baru kemarin saya selama sekian bulan menggunakan nametag. Baru kemarin pula saya merasakan euforia ospek dan kompetisi-kompetisi di kampus yang sangat meramaikan pengalaman “dunia maba” saya. Kini, status “Maba” saya sudah expired. Kalo kata Iwan Fals, “satu-satu, tunas muda bersemi, mengisi hidup gantikan yang tua.” Dan kini, saya masuk ke fase selanjutnya dari perjalanan hidup saya di kampus ini, FISIP UI khususnya.

Saya merasa mendapatkan banyak sekali pelajaran dari dua semester kemarin. Bukan hanya pelajaran, tetapi juga pertemanan yang kian hari kian bertambah jumlahnya. Saya sangat senang dapat bergaul dengan banyak orang. Merasakan hidup sebagai manusia yang katanya “homo homini socius” dalam dimensi waktu yang tak mungkin terulang. Rasa-rasanya saya tidak ingin menyesal untuk menunda apa yang ingin saya lakukan hari ini menjadi besok dan besok. Selama masih dalam batas wajar, maka lakukan. Mungkin, term “Buku, Pesta, dan Cinta” sudah secara natural hidup dalam alam  pikir saya.

Jika ditanya apa yang berbeda, saya jawab semester ini cukup menantang. Ya, jelas lebih menantang sebab sekarang tidak seperti 2 semester sebelumnya yang mayoritas matkulnya masih matkul wajib fakultas sekarang sudah berubah menjadi mayoritas matkul internal jurusan. Belum lagi ditambah bumbu-bumbu cerita horror tentang grafik menukik semester 3 dengan matkul-matkul pembunuhnya. Aih, kian seram saja kalau kuingat-ingat itu semua. Akan, kembali kutenangkan diri dengan berkata “Jalani saja, cukup usaha dan doa. Masalah hasil Allah yang punya.”

Kemudian cerita lain di semester ini yang cukup menantang ialah bahwa saya sekarang sudah menjadi anak kosan semi asrama. Tunggu, ini bukan asrama  biasa. Ini asrama beasiswa dengan program-program pengembangan keagamaan dan bahasa arab di dalamnya. Namanya PESAN BISA. Ya, setidaknya saya kembali bernostalgia dengan kehidupan pesantren dulu. Cukup menantang kalau mendengar targetnya. Di akhir tahun nanti saya sudah wajib hafal minimal 4 juz dan 200 hadis. Ditambah lagi dengan target untuk bisa baca kitab kuning dan memahami ilmu-ilmu islam lainnya. Bagiku ini menarik dan menyenangkan. Alhamdulillah dengan beasiswa ini, saya sudah tidak pusing memikirkan biaya tempat tinggal dan dapat kembali mempelajari ilmu-ilmu agama yang rasanya sayang jika dilupa.

Selain beberapa hal di atas, saya pun punya aktivitas baru. Ya, saya sekarang mengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar yang didirikan oleh alumni-alumni UI. Cukup menantang bagi saya di kala proses seleksi yang tanpa belajar itu akhirnya meloloskan nama saya menjadi pengajar di sana. Hitung-hitung masih bisa membantu untuk mengingat konsep-konsep dasar ekonomi yang saya dapat di semester kemarin dan semakin menguatkan pemahaman dalam matkul akuntansi yang ada di semester ini. Selain itu, pekerjaan ini membuat saya lebih dulu mengenal dinamika dunia kerja dan belajar untuk mencukupi kebutuhan hidup sendiri walaupun tak seberapa. Semakin banyak belajar menjadi lebih dewasa.


Kesibukan lain yang semakin menggunung dalam hal organisasi pun semakin mendidik saya untuk belajar banyak hal. Sungguh, sekarang saya sedang merasa begitu bersemangat, selalu berusaha positif dalam menghadapi setiap rintangan yang bagi saya adalah tantangan. Seni kepemimpinan, strategi komunikasi dan persuasi, analisis multiperspektif, turun langsung dalam gerakan, semakin memahami isu-isu sosial politik, dan masih banyak lagi yang saya dapatkan. Luar biasa rasanya ketika saya dapat merasakan itu semua. Pada intinya saya tidak ingin hidup yang hanya sia-sia!

-Lakon Hidup-

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© BUKAMATA
Maira Gall