Alhamdulillah, itulah kata pertama yang sepatutnya saya
ucapkan sebab sekarang saya dapat kembali menulis dan bercerita tentang apa
yang telah terjadi selama beberapa minggu, bahkan beberapa bulan terakhir. Mungkin
saya memang jarang curhat dalam tulisan-tulisan saya, tetapi entah kenapa kali
ini saya ingin. Bukan ingin dunia tau, namun sekedar berbagi semangat,
motivasi, dan inspirasi.
Sekarang status saya adalah sebagai seorang mahasiswa
semester 3 FISIP UI jurusan Administrasi Niaga. Saya sangat bersyukur dapat
melalui semester 2 ini dengan pendaratan yang cukup mulus meskipun dalam
perjalanannya tak terlepas dari guncangan-guncangan yang cukup menegangkan. Ah,
rasa-rasanya baru kemarin saya berseragam putih abu. Baru kemarin saya selama
sekian bulan menggunakan nametag. Baru kemarin pula saya merasakan euforia ospek
dan kompetisi-kompetisi di kampus yang sangat meramaikan pengalaman “dunia maba”
saya. Kini, status “Maba” saya sudah expired. Kalo kata Iwan Fals, “satu-satu,
tunas muda bersemi, mengisi hidup gantikan yang tua.” Dan kini, saya masuk
ke fase selanjutnya dari perjalanan hidup saya di kampus ini, FISIP UI
khususnya.
Saya merasa mendapatkan banyak sekali pelajaran dari dua
semester kemarin. Bukan hanya pelajaran, tetapi juga pertemanan yang kian hari
kian bertambah jumlahnya. Saya sangat senang dapat bergaul dengan banyak orang.
Merasakan hidup sebagai manusia yang katanya “homo homini socius” dalam dimensi
waktu yang tak mungkin terulang. Rasa-rasanya saya tidak ingin menyesal untuk
menunda apa yang ingin saya lakukan hari ini menjadi besok dan besok. Selama
masih dalam batas wajar, maka lakukan. Mungkin, term “Buku, Pesta, dan Cinta”
sudah secara natural hidup dalam alam
pikir saya.
Jika ditanya apa yang berbeda, saya jawab semester ini cukup
menantang. Ya, jelas lebih menantang sebab sekarang tidak seperti 2 semester
sebelumnya yang mayoritas matkulnya masih matkul wajib fakultas sekarang sudah
berubah menjadi mayoritas matkul internal jurusan. Belum lagi ditambah
bumbu-bumbu cerita horror tentang grafik menukik semester 3 dengan
matkul-matkul pembunuhnya. Aih, kian seram saja kalau kuingat-ingat itu semua.
Akan, kembali kutenangkan diri dengan berkata “Jalani saja, cukup usaha dan
doa. Masalah hasil Allah yang punya.”
Kemudian cerita lain di semester ini yang cukup menantang
ialah bahwa saya sekarang sudah menjadi anak kosan semi asrama. Tunggu, ini
bukan asrama biasa. Ini asrama beasiswa
dengan program-program pengembangan keagamaan dan bahasa arab di dalamnya. Namanya
PESAN BISA. Ya, setidaknya saya kembali bernostalgia dengan kehidupan pesantren dulu.
Cukup menantang kalau mendengar targetnya. Di akhir tahun nanti saya sudah
wajib hafal minimal 4 juz dan 200 hadis. Ditambah lagi dengan target untuk bisa
baca kitab kuning dan memahami ilmu-ilmu islam lainnya. Bagiku ini menarik dan
menyenangkan. Alhamdulillah dengan beasiswa ini, saya sudah tidak pusing
memikirkan biaya tempat tinggal dan dapat kembali mempelajari ilmu-ilmu agama
yang rasanya sayang jika dilupa.
Selain beberapa hal di atas, saya pun punya aktivitas baru.
Ya, saya sekarang mengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar yang didirikan
oleh alumni-alumni UI. Cukup menantang bagi saya di kala proses seleksi yang
tanpa belajar itu akhirnya meloloskan nama saya menjadi pengajar di sana. Hitung-hitung
masih bisa membantu untuk mengingat konsep-konsep dasar ekonomi yang saya dapat
di semester kemarin dan semakin menguatkan pemahaman dalam matkul akuntansi
yang ada di semester ini. Selain itu, pekerjaan ini membuat saya lebih dulu
mengenal dinamika dunia kerja dan belajar untuk mencukupi kebutuhan hidup sendiri
walaupun tak seberapa. Semakin banyak belajar menjadi lebih dewasa.
Kesibukan lain yang semakin menggunung dalam hal organisasi pun semakin mendidik
saya untuk belajar banyak hal. Sungguh, sekarang saya sedang merasa begitu
bersemangat, selalu berusaha positif dalam menghadapi setiap rintangan yang
bagi saya adalah tantangan. Seni kepemimpinan, strategi komunikasi dan
persuasi, analisis multiperspektif, turun langsung dalam gerakan, semakin
memahami isu-isu sosial politik, dan masih banyak lagi yang saya dapatkan. Luar
biasa rasanya ketika saya dapat merasakan itu semua. Pada intinya saya tidak ingin hidup yang hanya sia-sia!
-Lakon Hidup-
Tidak ada komentar
Posting Komentar