Tak satupun tulisan yang saya buat di Bulan April ini. Rasa-rasanya April menjadi bulan yang sibuk sekali. Berbagai macam kegiatan aktivisme kampus, akademis, dan kegiatan-kegiatan lainnya memaksa saya untuk sedikit melupakan baca-tulis seperti biasanya. Rangkaian acara demi acara, agenda demi agenda, diskusi demi diskusi, semakin menuntut saya untuk lebih bijak dalam mengatur waktu. Dalam keluh kesah dan peluh yang bercucuran, tentunya tak boleh lupa panjatkan asa pada yang maha mulia.
Bersama Kastrat mungkin saya banyak belajar. Banyak pula hal-hal yang saya tidak pernah sangka dalam hidup saya ternyata terjadi. Kehidupan pun sedikit demi sedikit berubah. Akan tetapi saya pun belajar untuk mengikuti arus yang sedikit deras ini. Saya harus selalu siap siaga untuk menurunkan layar tatkala hujan badai dan mengembangkannya kembali tatkala badai usai. Rangkaian rapat demi rapat semakin banyak. Dengan beragam tensi dan problema yang menjelma bak bantaman tinju yang tepat ke muka. Seakan membangunkan saya dan berkata, "Bangun bung! Hari sudah siang!"
Di antara hal-hal yang bagi saya sangat menyenangkan ialah Sekolah Pemikiran dari BEM FISIP UI 2015 yang bernama PERMEN yang membawa 3 pemikiran (Sosialisme, Liberalisme, dan Islam). Dalam acara ini saya berperan sebagai PIC pemikiran liberal.Saya banyak bertemu orang-orang hebat dari acara ini. Saya bertemu dengan Romo Frans Magnis Suseno, Martin Suryajaya, dll. Rasa-rasanya cukup senang bertemu dengan para pemikir-pemikir hebat yang mendalami ideologi dan pemikiran. Terlepas dari berbagai macam kekurangan dan kelebihan acara ini, saya merasa sangat senang hati.
Salah satu di antara sekian banyak hal yang paling menyita perhatian saya adalah SIAGA FISIP UI. Ya, sejak dilantik pada SIAGA CAMP 3 bulan lalu saya memang punya peran baru yakni menjadi Koordinator SIAGA FISIP UI 2015. Bercerita tentang SIAGA mungkin akan sangat panjang lebar dan akan menjadi satu halaman tersendiri. Pastinya saya merasa mendapatkan banyak sekali pengalaman yang membawa saya kepada hal-hal yang tidak pernah ada dalam benak saya sebelumnya. SIAGA sangat perlu perubahan besar. Saya mencoba mengambil logika manusia ekonomi. Di dalam ekonomi saya belajar tentang Opportunity Cost. Saat saya terpilih menjadi koordinator dan menjadi Staff Kastrat BEM FISIP 2015, saya sadar ini menjadi sebuah Trade Off dengan impian saya sejak SMA, yakni MAPALA. Akan tetapi melihat fungsi dan peran dan mempertimbangkan satu dua hal lainnya akhirnya saya memutuskan untuk melepas MAPALA. Akhirnya MAPALA menjadi Opportunity Cost. Oleh karena itu saya harus memberi peran banyak dan membawa perubahan besar bagi SIAGA untuk menandingi Opportunity Cost yang saya tinggalkan. Saya tidak mau tanggung-tanggung. Saya membawa semangat #Revitalisasiaga!
Kehidupan saya sedikit demi sedikit mulai berubah. Saya mulai terbiasa dengan pulang larut dan sering pula tidak pulang. Bahkan saya sekarang pun nge-kos dengan mempertimbangkan kesibukan saya yang rasa-rasanya semakin sulit jika saya pulang-pergi. Saya pun mulai menjadi deadliners yang cukup berbahaya dalam jangka panjang. Wah, saya harus merubah kebiasaan buruk ini. Meskipun realisasi tidak semudah wacana.
Satu hal lagi yang membuat saya merasa bulan April ini istimewa. Pada tanggal 26 April, saya genap berusia 19 tahun. Wah, saya bukan anak kecil lagi ya ternyata. Banyak ucapan dari kerabat, sanak saudara, dan kawan-kawan. Namun, di balik itu semua saya semakin merenung dan berpikir. Saya harus banyak-banyak memperbaiki diri. Semoga apa yang menjadi doa mereka akan menjadi kebaikan pula bagi mereka yang mendoakan. Begitupun saya, semoga itu semua menjadi kebaikan pula bagi saya.
Salah satu di antara sekian banyak hal yang paling menyita perhatian saya adalah SIAGA FISIP UI. Ya, sejak dilantik pada SIAGA CAMP 3 bulan lalu saya memang punya peran baru yakni menjadi Koordinator SIAGA FISIP UI 2015. Bercerita tentang SIAGA mungkin akan sangat panjang lebar dan akan menjadi satu halaman tersendiri. Pastinya saya merasa mendapatkan banyak sekali pengalaman yang membawa saya kepada hal-hal yang tidak pernah ada dalam benak saya sebelumnya. SIAGA sangat perlu perubahan besar. Saya mencoba mengambil logika manusia ekonomi. Di dalam ekonomi saya belajar tentang Opportunity Cost. Saat saya terpilih menjadi koordinator dan menjadi Staff Kastrat BEM FISIP 2015, saya sadar ini menjadi sebuah Trade Off dengan impian saya sejak SMA, yakni MAPALA. Akan tetapi melihat fungsi dan peran dan mempertimbangkan satu dua hal lainnya akhirnya saya memutuskan untuk melepas MAPALA. Akhirnya MAPALA menjadi Opportunity Cost. Oleh karena itu saya harus memberi peran banyak dan membawa perubahan besar bagi SIAGA untuk menandingi Opportunity Cost yang saya tinggalkan. Saya tidak mau tanggung-tanggung. Saya membawa semangat #Revitalisasiaga!
Kehidupan saya sedikit demi sedikit mulai berubah. Saya mulai terbiasa dengan pulang larut dan sering pula tidak pulang. Bahkan saya sekarang pun nge-kos dengan mempertimbangkan kesibukan saya yang rasa-rasanya semakin sulit jika saya pulang-pergi. Saya pun mulai menjadi deadliners yang cukup berbahaya dalam jangka panjang. Wah, saya harus merubah kebiasaan buruk ini. Meskipun realisasi tidak semudah wacana.
Satu hal lagi yang membuat saya merasa bulan April ini istimewa. Pada tanggal 26 April, saya genap berusia 19 tahun. Wah, saya bukan anak kecil lagi ya ternyata. Banyak ucapan dari kerabat, sanak saudara, dan kawan-kawan. Namun, di balik itu semua saya semakin merenung dan berpikir. Saya harus banyak-banyak memperbaiki diri. Semoga apa yang menjadi doa mereka akan menjadi kebaikan pula bagi mereka yang mendoakan. Begitupun saya, semoga itu semua menjadi kebaikan pula bagi saya.
(Lakon Hidup)
Tidak ada komentar
Posting Komentar