Senin, 23 Februari 2015

EKSPLORASI CALON KETUA & WAKIL KETUA BEM UI 2015 DI FISIP UI(#Repost #Latepost)



Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri untuk hadir pada acara eksplorasi Calon Ketua dan Wakil ketua BEM UI 2015. Saya memang tidak datang benar-benar dari awal karena saya harus mengikuti kegiatan mentoring pengajar Gerakan UI Mengajar Angkatan 4. Namun ternyata saya tidak terlalu terlambat hadir karena memang bahasan di awal belum terlalu seru setelah saya membaca hasil notulensi yang beredar di jarkom. Wah, beredar di jarkom? Sampai sebegitunya kah? Entah mungkin hanya karena memang saya anak FISIP atau karena memang eksplorasi di fakultas lain kurang semenarik di FISIP. Yang jelas, saya sudah mendengar kabar dari kawan-kawan saya di ITB soal hasil eksplorasi Cakabem & Cawakabem di FISIP yang sudah menyebar luas di berbagai media sosial, termasuk di grup line/WA kawan saya yang mengonfirmasi hal ini kepada saya.
Mengapa hal ini terjadi? Apakah sedemikian kerasnya anak FISIP? Mungkin saya pernah mendengar pernyataan dari fakultas tetangga, “lebay deh anak FISIP”. Apakah benar sedemikian lebaynya ? Namun bagi saya tidak, sebab apa yang kami lakukan di FISIP cukuplah berdasar dan jelas menggambarkan basis keilmuan kami. Saya mengutip pernyataan salah satu senior yang saat itu turut menjadi penanya kepada pasangan cakabem dan cawakabem. Saya kira pertanyaan ini cukup dapat menjawab mengapa malam eksplorasi ini cukup panjang. Dia mangatakan “Kami di sini tidak diajarkan untuk berbicara dengan kabel dan beton, tetapi kami di sini diajarkan untuk berbicara dengan manusia.” Pernyataan ini sontak membuat saya kaget dan langsung menyadari mengapa malam ini bisa terjadi, dan mengapa saya ada di malam itu.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas kepada para pembaca mengenai malam itu, mungkin saya akan melampirkan hasil eksplorasi yang saya kutip dari akun FB salah seorang mahasiswa FISIP UI seperti di bawah ini agar pembaca dapat dengan jelas mendapatkan gambaran:
1. Ideologi Politik: Pancasila (Keduanya)
2. Politisi Favorit: JK (Andi) dan Habibie (Taufik)
3. Preferensi Partai Politik: Golkar dan PKS (Andi), PKS (Taufik)
4. KIH/KMP: Prabowo/KMP (Keduanya)
5. Mengapa KMP? Indonesia butuh ketegasan
6. Ketegasan vs Demokrasi? Tak harus berlawanan, pendapat konstituen bisa diminta terlebih dahulu, lalu diakhiri dengan pengambilan keputusan yang tegas
7. Peran perempuan dalam politik? Dibutuhkan karena pengalaman mereka yang berbeda dari pria, satunya karena mereka lebih mengedepankan perasaan.
8. Pernikahan beda agama? Tidak setuju, tidak sesuai dengan Undang-Undang. Selain itu, semua agama ingin pernikahan ummah sesuai agama masing-masing
9. Pencabutan subsidi, setuju/tidak setuju: Tidak setuju, sebaiknya di masa depan saja, jangan sekarang, karena sekarang kejelasan belum diberikan perihal alokasinya (fakta: sudah ada kejelasan)
10. Pembangunan selat sunda dan tol laut, setuju/tidak? Setuju, karena 2/3 wilayah Indonesia adalah laut.
11. Setuju/tidak setuju, keputusan KMP untuk impeach Jokowi: tidak setuju jika tidak konstitusional (fakta: impeachment itu sendirinya konstitusional).
12. Setuju/tidak setuju, ganja dilegalkan: Tidak setuju.
13. Setuju/tidak setuju, hukum waris dalam Islam bahwa perempuan mendapat 1/4 warisan, lelaki 2xnya: Setuju, laki-laki itu tulang punggung keluarga, memiliki kewajiban yang lebih dari wanita untuk mengurus keluarga. Warisan laki-laki lebih agar lebih mampu menghidupi keluarganya.
14. Setuju/tidak setuju pernyataan Felix Siauw bahwa wanita yang pintar, mandiri dan kuat itu "mengerikan?" Tidak setuju, perempuan yang seperti itu justru baik.
15. Setuju/tidak setuju, tes keperawanan bagi Korps Polisi Wanita: kami tidak tahu tujuannya, jadi belum ada posisi, tapi setahu kami dalam rekrutmen TNI tes keperjakaan juga ada, walau saya tidak tahu caranya bagaimana.
16. Tahu kepanjangan MP3EI? Tidak.
17. Setuju dengan MP3EI? Belum mendalami, jadi belum ada posisi.
18. Mengapa harus memilih anda? Kami lurus dan kami tulus (maka pilih kami).
19. Dipertanyakan oleh seorang gay terbuka, kenapa LGBT penyakit, maksud anda? Saya tidak update, saya tidak tahu DSM telah memperbaharui status LGBT menjadi lifestyle.
20. Jika ayah anda gay, bagaimana sikap anda? Saya tetap menghormati.
21. Anda gay atau hetero? Hetero.
22. Teori siapa LGBT adalah lifestyle? Tidak tahu.
23. Mengapa anda hetero? Karena demikianlah kodrat manusia menurut agama
24. Dipertanyakan oleh seorang bisexual terbuka, menurut anda keperawanan dan keperjakaan itu apa? sudah atau belumnya seseorang melakukan hubungan intim
25. Kalo saya sudah oral, fingering dan anal, itu artinya saya masih perawan atau perjaka tidak? Kami belum mendalami ilmu kedokteran, jadi kami belum bisa menjawab soal itu.
25. Pendapat tentang tes narkoba acak di dalam kampus: sepakat, narkoba memang buruk
26. Tes narkoba hanya untuk mahasiswa atau seharusnya seluruh civitas akademika termasuk rektor dan dosen? Seluruh civitas akademika termasuk rektor dan dosen
27. Bisa menjamin dosen juga dites? Akan kami sampaikan.
28. Cara meminimalisir penganut LBGT sesuai statement anda? Saya tidak ingat menyebutkan meminimalisir, saya hanya ingat menyebutkan penganut. Sikap kami utamanya terkait kepengurusan BEM: kami tidak mempermasalahkan latar belakang LGBT, selama kompeten.
29. Terkait mahasiswa difabel, posisi anda bagemana? Fasilitas khusus akan diperjuangkan
30. Anda setuju "pemerataan pendidikan"? Setuju.
31. Ekstensi dan Vokasi biayanya lebih tinggi dari Reguler. Bisa diperjuangkan agar turun? Akan kami advokasikan agar tidak naik, tapi memperjuangkan turun agak sulit. Karena kelas anda memang kelas reguler. Menurut aturan, biaya anda memang harus lebih mahal. Tapi kami juga belum mengerti aturannya. Harus kami dalami dulu.
32. Pernah baca buku sastra? Tidak
33. Mampu baca satu hari satu buku sastra? Tidak. Mungkin sebulan sebuku mampu.
34. Buku yang pertama kali anda baca? Autobiografi SBY, saya suka baca biografi orang sukses (Andi).
35. Buku favorit? Buku tentang samurai jepang yang berjuang tanpa pedang. (Taufik)
36. FPI (Front Pembela Islam), JIL (Jaringan Islam Liberal) dan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia, inisiator gerakan khilafah), jika anda negara dan harus membubarkan salah satu, yang mana? FPI, karena banyak melakukan pelanggaran peraturan, misalnya penggerebekan liar.
37. Tidak pernah baca sastra, tapi mengutip WS Rendra? Ya, kami memang mengutip walau tidak pernah membaca, kami hanya mencari pos-pos yang menginspirasi.
38. Sang burung merak. Siapa itu? Tidak tahu (Jawaban: Julukan untuk WS Rendra)
39. Tahukah, apa itu Liberalisme dan Komunisme? Liberalisme, paham yang percaya individu memiliki "kesempatan akselerasi." Manfaat: individu dituntut untuk mengakselerasi diri (benar tapi tidak relevan). Sosialisme itu... eh, Komunisme..kami belum terlalu mendalami, jadi tidak tahu.
40. Sikap personal terhadap keberadaan UILDSC (UI Liberalism and Democracy Study Club) dan SEMAR UI (Serikat Mahasiswa Progresif UI)? Kami ajak sebagai partner dalam bergerak
41. BEM UI punya Departemen Lingkungan Hidup, tapi dokumen tidak dicetak bolak-balik? Akan kami pastikan bolak-balik.
42. Seorang perempuan di Aceh diperkosa, namun tetap menerima hukuman cambuk. Menurut anda? Kurang sepakat Indonesia bukan negara Islam, tapi negara Pancasila. Harus ikut hukum negara.
43. Latar belakang anda, apakah Tarbiyah? Jika maksudnya kami ikut mentoring dan Liqo, ya, kami Tarbiyah.
44. Ideologi pribadi anda? (Juga) Pancasila.
45. Secara pribadi, sepakat demokrasi sistem kufur? Tidak. Demokrasi akan menjadi azas kami dalam pergerakan.
46. Secara pribadi, setuju kepemimpinan khilafah di Indonesia? Tidak, karena Indonesia plural.
48. Berapa tahun sudah Tarbiyah memimpin UI? Sembilan (9) tahun
49. Sembilan (9) tahun Tarbiyah memimpin BEM UI, apakah sudah memimpin dengan baik? Selalu ada evaluasi.
50. Anda sedang berjalan, pakaian anda mendadak menghilang, dan anda bugil. Anda akan lari ke mana? Toilet (Taufik), Toilet Mushola (Andi).
51. 300 juta per tahun dana rektorat untuk BEM UI. Kenapa BEM UI tidak bubar, dana untuk mahasiswa yang tidak mampu? BEM masih berguna.
52. Demokrasi itu apa? Dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
53. Indikator Demokrasi? Perlindungan HAM, kebebasan pers, pergantian kepemimpinan secara berkala, partisipasi publik yang terbuka.
54. Sumber dana kampanye? Beberapa diantaranya dari beasiswa aktivis Taufik dan lawyer kenalan Andi.
55. Departemen agama, penting atau tidak? Penting, masih sesuai dengan Pancasila.
56. Paham pancasila? Tidak
57. Tapi itu ideologi politik dan pribadi anda? Ya.
58. Sebagai Pancasilais, menurut anda kenapa Indonesia harus NKRI, bukan welfare state atau negara federal? Kami tidak paham Pancasila dan tidak tahu.
59. Sebagai Pancasilais, menurut anda kenapa Indonesia yang plural harus disatukan dengan nilai-nilai nasionalisme dan apa fungsi nasionalisme itu sendiri bagi warga sipil? Kami tidak mendalami Pancasila sehingga tidak bisa menjawab.
60. Sebagai Pancasilais, menurut anda benar jika negara hanya mengakui 6 agama? Ya.
61. Tindakan Gus Dur mengakui konfusianisme sudah benar? Ya, sesuai konstitusi.
62. Anda akan mengakui agama minoritas, misalkan anda jadi presiden? Ya, asal mereka tidak mengganggu orang lain dengan kekerasan
63. Bagaimana dengan Ahmadiyah? Tidak ada kekerasan, tapi mereka menggaggu agama Islam dengan menyama-nyamakan diri. Selama tidak menyebut diri Islam, kami akan mengakui.
64. Setuju Soeharto jadi pahlawan? Belum.
65. Tahu apa itu Gestapu? Tidak.
66. Pendapat anda tentang pembantaian PKI dimana ormas Muslim terlibat? Tidak tahu dan kami belum yakin ormas mana yang terlibat.
67. Tarbiyah itu apa? Pendidikan Islam. Di kampus bentuknya mantoring dan liqo
68. Ada agenda peningkatan kualitas dosen? Belum kepikiran. Tugas rektorat.
69. Hubungan Tarbiyah, PKS dan Ihwanul Muslimin (IM)? Kami tidak tahu. Tapi jika tidak salah, PKS dan IM ada keterikatan.
70. Bisa main kesenian Indonesia? Kecapi (Andi), angklung (Taufik)
71. Bisa bahasa inggris? Tidak sebagus itu.
72. Wildest sex fantasy? ML with Pevita Pearce (sensor), ML with Ayu Azhari (sensor)
73. Anda buta sejarah, buta budaya, buta politik, buta abstraksi, apa yang sebenarnya anda dalami? Organisasi (Andi), organisasi (Taufik)
74. Menurut anda hakikat manusia dalam organisasi bagaimana, berdasarkan pengalaman kalian? Manusia butuh kerjasama.
75. Berdasarkan pengalaman, bentuk organisasi apa yang menurut anda cocok dengan kelompok-kelompok masyarakat di Indonesia? Tidak tahu. Kami cuma tahu satu bentuk organisasi. Ya, yang kami ikuti. Organisasi kampus dan SMA.
76. Anda paling mendalami berorganisasi. Dari pengalaman anda, apa yang bisa direvisi dari teori-teori manajemen organisasi Barat dan Timur (Cina)? Kami tidak bisa menjawab karena kami tidak tahu soal teori-teori manajemen organisasi tersebut.
77. Bagaimana kultur mempengaruhi anda? Sipakkainga aka saling mengingatkan, Sipakalebbi aka saling menghormati, Sipakattau aka saling menghargai, sebagai orang Bugis 3S ini mempengaruhi saya (Andi), budaya Sunda mengajarkan saya kelembutan (Taufik)
78. Ada berapa gender yang diakui sistem sosial Bugis Kuno? Tiga, laki-laki, perempuan, waria (Salah. Jawaban: Lima, laki-laki, perempuan, laki-laki yang mirip perempuan, perempuan yang mirip laki-laki dan Bissu aka tanpa gender)
79. Di *salah satu organisasi Islam kampus* Ketua Keputrian dihapuskan, bagaimana pendapat anda akan hal ini dari sisi kesetaraan jender dan profesionalitas? Kami tidak melihat dari sisi-sisi tersebut, tapi mungkin saja tidak ada hubungannya. Mereka hanya tidak ingin ada dualisme kepemimpinan.

Begitulah hasil eksplorasi Cakabem dan Cawakabem UI 2015. Bagaimana menurut anda para pembaca? Anda yang tidak hadir di sana mungkin saat ini menggeleng-gelengkan kepala anda atau tersenyum sarkas dan sinis. Bagaimana saya yang ada di sana dan turut merasakan atmosfer suasana situasi tersebut. Sungguh saya sangat kecewa dengan hasil ini. Namun, mari kita coba kritisi dan bahas secara konstruktif.
saya akan menggambarkan sedikit garis besar arah diskusi dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para audiens di Kantin Takor FISIP UI. Setidaknya ada kurang lebih empat tema utama yang di bahas pada malam tersebut.
Pengetahuan Umum
Mungkin saya merasa sangat sedih jika memperlihatkan kepada para pembaca tentang bagaimana pasangan tersebut menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar pengetahuan umum. Anda para pembaca pun mungkin heran tentang apa yang terjadi kepada pasangan tersebut. Sungguh sangat miris ketika mendengar jawaban-jawaban kedua orang tersebut pada saat ditanyakan para audiens mengenai pengetahuan umum. Bahkan saya seorang maba pun selalu menggeleng-gelengkan kepala ketika mendengar jawaban-jawaban tersebut. Apalagi mengingat reputasi keduanya yang seharusnya sudah cukup memadai. Cakabem, andi adalah seorang Kadep Kastrat BEM UI 2014. Sementara Cawakabem, Taufik adalah seorang ketua BEM FMIPA UI 2014. Apakah anda tidak melihat bagaimana jawaban-jawaban mereka? Sungguh ironi ketika mengingat reputasi mereka yang cukup tinggi. Mengingat reputasi tinggi harusnya diimbangi dengan bukti. Bukankah Kastrat tempat untuk kajian dan aksi strategis? Bagaimana bisa membuat kajian yang produktif dan solutif serta aksi-aksi yang nyata kalau pengetahuan umum demikian saja buta. Kalau ditanya penyebab, mungkin miskinnya bahan bacaan bisa menjadi jawabannya. Bahkan mengutip kata dari si burung merak pun tak tahu kalau si burung merak itu adalah Ws Rendra. Ironis, bahkan tragis mengingat reputasi dan level anda yang sudah tidak lagi muda di universitas ini. Banyak pula jawaban-jawaban yang bertentangan yang menunjukkan sikap inkonsistensi keduanya. Apa lagi yang mau dikata jikalau memang beginilah realitanya.
Ideologi dan Paham
Ini yang mungkin menjadi puncak tema pembahasan. Saya cukup merasakan atmosfer para audiens di takor pada malam tersebut yang mengarahkan pertanyaan-pertanyaan pada persoalan ideology dan paham yang mereka anut. Para audiens takor seakan mengarahkan mereka untuk menjawab ada siapa di balik mereka. Mengapa demikian? Karena mereka berasal dari golongan tarbiyah yang mungkin di FISIP ini agak dikritisi gerakan-gerakannya. Bahkan sepuluh tahun terakhir Sembilan dari sepuluh ketua BEM UI berasal dari golongan tarbiyah.
Akan tetapi ketika ditanya mereka berideologi apa dan menjawab Pancasila para audiens semakin mencari. Namun hal-hal ironis pun kembali terjadi. Ketika mereka ditanya hal-hal yang berkaitan dengan pancasila mereka malah kerap kali mengatakan tidak tahu, tidak mengerti, atau belum mendalami. Saya pun kembali menggeleng-geleng kepala. Saya merasa cukup malu saat itu. Karena mereka adalah orang-orang yang akan memimpin UI di 2015 nanti.
Pluralitas masyarakat
Sesuai dengan namanya, Universitas Indonesia memang benar-benar plural. Anda bisa kapan saja menemukan orang dengan beragam golongan dan latar belakang. Seoarang lesbian, gay, bisexual, atau transsexual bisa saja dengan terbuka memperkenalkan diri mereka kepada khalayak. Seorang tak beragama atau tak bertuhan sekalipun bisa saja dengan lantang mengkritik orang-orang yang beragama. Bahkan anda bisa saja menemukan mobil-mobil mewah keluaran terbaru yang berjalan di antara motor-motor butut. Ya, sekali lagi inilah Universitas Indonesia. Sebuah miniatur yang saya rasa paling bisa menggambarkan pluralitas masyarakat Indonesia ketimbang beberapa perguruan tinggi negeri lainnya yang mungkin masih sangat erat dengan budaya local atau setidaknya punya kecendurangan kesamaan yang lebih kuat. Oleh sebab itu, anda tidak bisa dengan mudah menjustifikasi salah satu golongan benaar atau salah. Yang terpenting ketika anda meyakini suatu kebenaran maka lakukanlah, tanamkanlah dengan cara-cara yang tepat sehingga apa yang anda yakini dan keyakinan orang lain tidak saling menyalahkan dan menimbulkan perpecahan.
Keorganisasian dan Isu seputar UI
Seharusnya mungkin tema ini menjadi tema paling bisa dijawab lebih mudah oleh pasangan tersebut. Secara, mereka adalah orang-orang organisasi yang sudah punya reputasi di ruang lingkup mereka masing-masing. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Bahkan ketika pembahasan masalah koordinasi antara BEM dan Unit Kegiatan Olahraga (UKOR) mereka mendapatkan kritik keras dari salah satu penggagas kegiatan yang ternyata ingin mereka ubah dengan alasan yang kurang bisa diterima. Bahkan isu umum seputar UI seperti hadirnya akan hadirnya Fakultas Ilmu Administrasi saja mereka tidak tahu. Lantas saya semakin bingung, apa yang sebenarnya mereka tahu dan dalami? Semudah itukah menjadi kadep kastrat BEM UI? Semudah itukah menjadi Ketua BEM FMIPA? Mungkin ini pertanyaan retoris.
Mungkin demikian jika anda sebagai Cakabem atau Cawakabem yang hendak eksplorasi di FISIP. Inilah kami anak-anak FISIP. Apa yang kalian bicarakan pada eksplorasi adalah obrolan kami sehari-hari. Maka jangan heran ketika pertanyaan-pertanyaan kritis menghujam anda. Sebab kami diajarkan untuk berbicara dengan manusia. Kami mungkin tidak bisa menghitung secara cepat, IQ kami mungkin tidak setinggi mereka yang sangat jauh tenggelam dalam dunia eksak. Tapi kami di sini punya basis pemikiran. Dan masyarakat adalah laboratorium kami. Sebuah refleksi yang juga cukup menohok kami. Dan sudah sepatutnya kami yang ada disini pun sadar diri bahwa kami harus lebih banyak member arti bagi bangsa ini. Mari lakukan! Bukankah kita sama-sama berjaket kuning? Mau dibawa kemana buku, pesta, dan cinta kita tanpa kita banyak berbuat untuk masyarakat kita.

(LAKON HIDUP)


Tidak ada komentar

Posting Komentar

© 2025 BUKAMATA
Maira Gall