Jumat, 24 Agustus 2012

Insan Cendekia dan Kehidupan Remaja




MAN Insan Cendekia.Sebuah sekolah yang digagas oleh seorang tokoh besar nasional Indonesia.Seseorang yang pernah menjadi orang nomor wahid di negeri ini.Beliaulah Dr. Ing Baharudin Jusuf Habibie atau yang biasa dikenal dengan BJ Habibie.Perjalanan sekolah yang berlokasi di Jalan Cendekia Sektor XI BSD tersebut tentunya tak dapat dipandang sebelah mata.Diawali dengan sebuah nama “MAGNET SCHOOL”, sekolah yang didirikan diatas tanah seluas sekitar  5,8 hektar ini mengawali kiprahnya.Nama yang tertera tentunya bukan hanya sekedar obrolan warung kopi.Ada filosofi tersendiri yang menyiratkan makna penting dari berdirinya sebuah sekolah yang menjadi harapan besar bangsa ini.

Dalam perjalanannya, Magnet School pun harus berganti jubah dan sebutan akrabnya menjadi Insan Cendekia yang pada awalnya merupakan sebuah lembaga pendidikan yang dibawahi oleh instansi pemerintah dibawah departemen Riset & Teknologi yaitu Badan Pengembangan Pengetahuan dan Teknologi (BPPT).Setelah sekian lama, kepengurusan pun berpindah kepada departemen agama hingga Insan Cendekia Serpongyang pada awalnya berlabel SMU(Sekolah Menengah Umum) berganti gelar menjadi MAN Insan Cendekia Serpong .Seiring waktu yang terus berjalan, Insan Cendekia sebagai sekolah berprestasi yang patut diperhitungkan mendapatkan bantuan dana dari pemerintah sehingga para siswa-nya pun mendapatkan beasiswa dalam hal biaya pendidikan.Periode tersebut dimulai pada tahun 2007 dimana angkatan 13 (Nozomi Hikari) mendapatkan kesempatan perdana.Setelah itu hingga saat ini Insan Cendekia tetap berdiri dengan identitas yang bertuliskan MAN.

Sepintas mengenai perjalanan Insan Cendekia yang mungkin tak akan habis untuk dibahas.Perjalanan panjang sekolah ini pun memiliki cerita lain di dalamnya.Apalagi kalau bukan siswanya yang selalu mewarnai nafas kehidupan sekolah ini dengan tawa, canda, prestasi, serta semangat belajar menuju kesuksesan.Jika kita membahas tentang siswa Insan Cendekia, tentunya hal ini akan akrab dengan yang namanya remaja.Masa SMA merupakan masa yang paling indah.Sebab masa yang berdampingan  dengan masa remaja ini merupakan masa yang sulit diupakan karena secara psikologis disinilah masa pencarian jati diri.
Banyak hal yang akan kita temukan di masa SMA.Apa arti persahabatan, perjuangan, percintaan, profesionalisme, lingkungan dan masyarakat, semua turut mewarnai kehidupan remaja.Akan tetapi kita harus kembali membuka mata dan mengamati lebih dekat.Saat ini kehidupan remaja memang menjadi kehidupan yang perlu diperhatikan.Secara psikologis dimana masa yang berapi-api ini terkadang menjurumuskan pelakunya pada tindakan yang menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin berlari dalam hal globalisasi dan westernisasi, banyak sekali nilai dan norma yang telah menjadi identitas bangsa kita semakin tergerus.Demoralisi dan tindakan asusila marak berkembang di masyarakat bahkan tak jarang dilakukan oleh kaum remaja dan pelajar.Hal ini tentunya tak begitu saja terjadi apabila semua lembaga pengendalian social yang berlaku serta peran aktif dari semua pihak terealisasikan dengan baik dalam menjaga kehidupan remaja yang tetap berpegangan pada nilai dan norma yang berlaku di masayarakat.

Pergaulan bebas menjadi momok yang menakutkan bagi para orang tua.Akan tetapi tidak setiap orang tua mau memperhatikan anak-anak mereka dalam hal pergaulan.Setelah saya mengamati, banyak orang tua yang terkesan acuh dan mungkin hanya memikirkan biaya hidup dan materi yang dapat diberikan kepada anak-anak mereka.Lebih dari itu, padahal pendidikan merupakan investasi besar yang mungkin tak dapat dihitung secara matematis.Bayangkan, dari sebuah pendidikan anda dapat melahirkan seorang pemimpin Negara, melalui sebuah pendidikan anda bisa melahirkan seorang ilmuwan, ulama, dan tokoh masyarakat.
Pendidikan yang tepat bukan hanya pendidikan yang mengajarkan bagaimana cara memperoleh nilai tinggi saat ujian, lulus, atau mendapatkan ijazah dengan predikat terbaik.Lebih dari itu arti pendidikan yang sesungguhnya ialah adanya sebuah tindakan yang mencerminkan hasil yang dari pendidikan tersebut.Pendidikan berkarakter adalah sebuah konsep yang saat ini mulai dikembangkan oleh banyak kalangan.Pendidikan dinilai bukan hanya sekedar berapa lama seseorang mengenyam bangku sekolahan, lebih dari itu pendidikan pun harus didukung oleh elemen penting meskipun dengan cara yang non-formal, yaitu orang tua.Sebab orang tua merupakan tempat sosialisasi primer bagi anak-anaknya.Tempat dimana seorang anak belajar dan mulai mengetahui. 

MAN  Insan Cendekia Serpong merupakan sala satu sekolah yang mengembangkan pendidikan berkarakter.Dimana di dalamnya para siswa ditanamkan nilai-nilai kehidupan  dengan baik.Langkah awal yang ditempuh ialah penempaan awal para siswa yang baru masuk.Jika kita menemukan istilah MOS(Masa Orientasi Siswa), ataupun MOPD(Masa Orientasi Peserta Didik), maka MAN Insan Cendekia memiliki istilah lain, yaitu PTS(Pekan Ta’aruf Siswa).Pada masa ini, para siswa benar-benar digembleng dan ditanamkan nilai-nilai yang telah membudaya di Insan Cendekia.Mulai dengan cara halus sampai dengan cara yang tegas.Semua dimaksudkan agar nilai-nilai yang telah membudaya di Insan Cendekia tidak tergerus begitu saja dan yang cukup perlu diperhatikan ialah agar para siswa yang baru masuk tidak menjadi lemah dalam menjalani kehidupan di MAN Insan Cendekia  yang diakui tidaklah mudah untuk survive.

Para siswa di MAN Insan Cendekia meskipun tidak memilki kehidupan yang teramat islami layaknya pondok pesantren, akan tetapi ada batas-batas yang harus menjadi perhatian bagi para siswanya.Sebagai remaja, para siswanya pun tidak ketinggalan dalam hal style dan informasi.Kehidupan remaja yang sarat akan gemerlap disulap menjadi kehidupan yang dinamis.Banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu dan mengarahkan kehidupan remaja ke arah yang positif.


Tidak ada komentar

Posting Komentar

© 2025 BUKAMATA
Maira Gall